Terjebak Macet
Al-Maf'ul bih Manik manik air yang berbaris di kaca Seakan merayu dan melambai untuk menyapa Di kala itu tepat dihadapan mata Terlihat cahaya Indah yang melekat padanya kacamata Sejenak ku alihkan pandangan Karna batas kini menjadi kenyataan Tak lagi bisa berkata seindah kenangan Karna dusta dan kecewa yang sempat menerjang Masih sama persis tak ada yang berubah Rona, Warna, Suara yang dulu pernah tercurah Lekukan senyum tipis itu masih sama cerah Tapi apa guna itu semua, cukuplah ku tutup dengan kata sudahlah Al faqir bukan lah Tere Liye dengan Karya indahnya Bukan pula Pidi Baiq dengan Dilannya Hanya saja dulu pernah kugoreskan sebuah tinta Pada kertas putih yang berisi kata Cinta Hujan mulai reda Namun macet masih berada Syukur ku pada tuhan mulai berbahasa Berharap "Semoga Macet ini bertahan lama" Agar bisa kupandangi si kacamata untuk lebih lama Meski akhirnya gugup karna sapaan hambar Dengan dalih ikrar yang pernah dilanggar Karna wu...