Terjebak Macet
Al-Maf'ul bih
Manik manik air yang berbaris di kaca
Seakan merayu dan melambai untuk menyapaDi kala itu tepat dihadapan mata
Terlihat cahaya Indah yang melekat padanya kacamata
Sejenak ku alihkan pandangan
Karna batas kini menjadi kenyataan
Tak lagi bisa berkata seindah kenangan
Karna dusta dan kecewa yang sempat menerjang
Masih sama persis tak ada yang berubah
Rona, Warna, Suara yang dulu pernah tercurah
Lekukan senyum tipis itu masih sama cerah
Tapi apa guna itu semua, cukuplah ku tutup dengan kata sudahlah
Al faqir bukan lah Tere Liye dengan Karya indahnya
Bukan pula Pidi Baiq dengan Dilannya
Hanya saja dulu pernah kugoreskan sebuah tinta
Pada kertas putih yang berisi kata Cinta
Hujan mulai reda
Namun macet masih berada
Syukur ku pada tuhan mulai berbahasa
Berharap "Semoga Macet ini bertahan lama"
Agar bisa kupandangi si kacamata untuk lebih lama
Meski akhirnya gugup karna sapaan hambar
Dengan dalih ikrar yang pernah dilanggar
Karna wujud mu yang kini mulai samar
Terhalangi oleh sosok yang lebih terpelajar
Kenapa momen ini hadir lagi?
Disaat semua sudah kau akhiri
Membuat ku semakin ingin berlari ..
Namun berhenti untuk tidak mengejar mu lagi
18/11/17
Komentar
Posting Komentar